Pesan moral film JUNO: Tanggung jawab adalah solusinya!

Minggu, Juni 01, 2008

Film ini memandang suatu masalah "kebobolan"dari sudut pandang yg berbeda. Kenapa saya bilang film ini memandang masalah dg sudut pandang yg berbeda adalah karena karakter dan ceritanya memang berbeda dengan kejadian nyata yg kita (ups..saya tepatnya) temui sehari-hari. Film ini berkisah tentang gadis remaja berusia 16 th yg melakukan hubungan sex dengan sahabat sendiri dan akhirnya sukses membuatnya hamil. Cewe tersebut bernama Juno MacGuff (Ellen Page).

Setelah tau dirinya hamil, juno sempat pengen gantung diri tapi tdk jadi, lalu mendaftar ke klinik aborsi tapi akhirnya membatalkannya. Setelah itu dia memutuskan untuk tetap meneruskan kehamilannya, sambil tetap sekolah dan mencari orang tua asuh yang bersedia mengadopsi bayi dalam perutnya. Juno adalah seorang remaja yg menjadi dewasa tanpa harus bersedih dan mengeluarkan banyak air mata. Kelucuan dan keunikan keluarga Juno adalah hal yg membuat saya kagum, betapa bahagianya memiliki keluarga yang saling menguatkan. Resensi lengkapnya bisa kamu baca disini.

Alasan kenapa sudut pandang film JUNO berbeda dengan apa yg saya temui ini dikarenakan kebudayaan yg berbeda antara Amerika dan Indonesia? Kita taulah...di Indonesia itu remaja yg hamil diluar nikah pasti akan dikeluarkan dari sekolah yg akhirnya menyebabkan remaja tersebut down dan menangis termehek mehek karena dikucilkan oleh pergaulan. Klo di Amerika, seorang remaja bisa lebih cuek dalam menghadapi masalah ini karena faktor masyarakat disekitarnya yg cuek jg kali ya? Tapi tetep aja saya salut sama Juno yg bertanggung jawab terhadap apa yg telah diperbuatnya. Dia bersikap lebih dewasa dari usianya.

Tulisan Senada



9 komentar:

Anonim mengatakan...

ga bertanggung jawab ah..wong anaknya di kasiin ke orang laen..okelah support keluarganya boleh di acungin jempol tapi endingnya ko kesannya "membuang" anak seakan-akan tidak dianggap tabu dalam film ini.
Over all..datar dan pesannya ga bagus buat budaya timur terutama endingnya
just my 2cents

Si bulet mengatakan...

Kan aku tidak bilang budaya barat itu bagus! Always Look For the Positive Side of Things! Setidaknya mencari orang tua asuh yg baik lebih bener kan daripada aborsi?

Anonim mengatakan...

Mantap hihihi menghamili emang tugas seorang cowok Hahahaaha......

Mau buat blog dengan hosting + domain sendiri mbak :D saya lagi jual murah ni :D

Anonim mengatakan...

Kondisi di Indonesia mungkin berbeda...tapi bagi di negara Barat, dimana setiap pernikahan harus berani memulai kehidupan sendiri, maka pertimbangannya harus rasional. Daripada dibesarkan oleh pasangan ayah ibu yang tidak siap, anak tadi akan lebih berbahagia jika dibesarkan bersama orangtua adopsinya, yang jelas akan menyayanginya.

Si bulet mengatakan...

@ Bocah: emangnya harga hsoting dan domainnya berapaan?

@ Edratna: setuju bu, cuma kok masih ada kesan membuang anak ya? walaupun tujuannya demi kesejahteraan sang bayi :D

liswari mengatakan...

Well... in life you always face the options where you HAVE TO CHOOSE... I think thats the best option to give the baby away if they are not ready..

Anonim mengatakan...

sebenernya yang saya ngga sreg bukan masalah adopsi bayinya tapi keputusan si Juno untuk tidak akan pernah mengunjungi bayinya. Jadi seakan-akan "membuang" bayinya..

The choice she choose is quite ridiculous considering that she has a nice family. Why she has to "dump" the baby to someone else while she still has family that support her?

liswari mengatakan...

I haven't watch this movie but I believe the background is typical American family where the culture of the people is not so family oriented.. Family would help to think and find the best solution but not by taking over the responsibility.. Its just not American..

It is ridiculous for Indonesian culture because its not common but again if its about culture, its not about right or wrong but about how they roll in their life and how we roll in our life.

Anonim mengatakan...

that's exactly why I said this is not suitable with eastern culture..

quoted from my previous comment:
"dan pesannya ga bagus buat budaya timur terutama endingnya "

The story itself seems to put more weight into the term of "love" (teenage love story) and put aside the important of the term "responsibility"

just my 2 cents

 
© 2008 - KeTeBeLeCe designed by TNB