Kamis, Desember 20, 2007
Bagi saya perangko merupakan benda unik dan menarik. Sehingga membuat saya ingin mengoleksinya. Jujur saja, sebenarnya saya hanya pengumpul perangko amatiran, terkadang nilai filateli dari perangko saya mungkin sudah berkurang, karena kurangnya perawatan dan sebagainya (termasuk minimnya perlengkapan filateli yang saya miliki agar kegiatan filateli dapat berjalan dengan lancar dan tidak mengurangi nilai dari benda filateli yang kita miliki. Antara lain kaca pembesar, album perangko, pinset, engsel perangko yang berfungsi untuk melekatkan perangko ke dalam albumnya, katalog, dsb. Namun saya hanya memiliki kaca pembesar dan album perangko doang, karena memasukkan perangko k dlm album pun cukup pake tangan tanpa pinset :D). Bagi saya pribadi, minimal punya koleksi-koleksi perangko yang suatu saat bisa dilihat-lihat dan dijadikan kenangan serta pembelajaran buat anak dan cucu....hehehe.
Sudah hampir 7 tahun saya tinggalkan hobi ini, tidak fokus lagi dan tidak begitu terfikir lagi. Kalaupun dapat perangko, dikumpulkan saja tetapi tidak begitu antusias seperti dulu lagi. Dunia filateli memang sudah lama saya geluti sejak masih duduk di bangku SD kelas 4. Saya mengumpulkan prangko bekas maupun baru. Perangko-perangko tersebut saya dapatkan dari pemberian temen ortu dan sodara, tukar-menukar dengan teman, koresponden, mengumpulkan amplop surat bekas dari mana saja untuk diambil perangkonya :D atau bahkan berburu di kantor pos pusat untuk mendapatkan prangko keluaran terbaru. Saya hanya memiliki empat album perangko besar.
Selama hunting perangko meninggalkan kenangan yg tak terlupan. Mulai dari "ngemis" (meminta-minta) perangko ke sodara, tetangga, atau teman ortu...sapa ajalah yang kenal dan baik hati memberikan perangko pada saya :D hingga waktu kecil dulu suka diledekin sama tetangga ato sodara yg lagi pergi ke luar kota/luar negeri "oleh-olehnya perangko aja ya?" dan tentu saja kuanggukin dg hati gembira :) Kemudian adik dan teman-temanku ikut-ikutan mengoleksi perangko -saingan sih, tp ga sampe sikut-sikutan, paling cuma rebutan :D- tapi asyiknya adalah saat kita tukar-menukar perangko, kita jadi tambah akrab dan banyak wawasan yg kita dapatkan dari benda mungil tersebut.
Jaman SD dulu saya suka banget koresponden dengan teman-teman yg saya dapatkan alamatnya dari majalah anak-anak. Dari koresponden tersebut kita bisa saling bertukar pengalaman, informasi, cindera mata, dan tentunya PERANGKO!! jadul banget ya? klo skarang kan dah jamannya e-mail ;p Begitu masuk SMP -skrg SLTP- teman korespondensiku meluas, ketika SD hanya dari Indonesia yg cuma beda kota ato propinsi aja, menjadi beda negara dan benua. Dengan berbekal bahasa inggris yg pas-pasan (halah...kaya skarang kaga aj ;p) saya surat menyurat dengan teman-teman yg ada di luar negeri, berawal dari Malaysia, Philipina, Brunei, Australia, Inggris, dll. Kami saling bertukar cerita, perangko, uang logam & kertas, kartu pos, dll. Namun sekarang sudah tidak berlanjut, hubungan kami berhenti begitu saja tanpa kata putus :D
Waktu kelas 6 SD saya gabung IFI (Ikatan Filateli Indonesia) -klo ga salah inget nama organisasinya yaa hehe- di PT Pos Indonesia yang ada di kotaku, Kediri. Saat itu saya menjadi anggota termuda. Makanya setelah 3x pertemuan saya langsung hengkang dan tdk balik lagi. Ga ada temen yg seumuran sih. Awalnya saya mau masuk situ karena dorongan ortu supaya penyaluran hobi lebih terarah. Namun meskipun hanya dari 3x pertemuan tersebut saya banyak menimba ilmu tentang filateli. Salah satunya adalah merawat koleksi perangko, yakni dengan cara:
1. Sebelum menyusun perangko bekas ke dalam album, pastikan bahwa kertas amplop tdk menempel dibelakangnya. Jika masih ada kertas amplopnya maka cara membersikannya adalah direndam dengan air hangat sebentar saja hingga perangko dan kertas amplop terpisah dg sendirinya. Setelah itu letakkan perangko diatas kertas koran dengan bagian bawah yg menempel di kertas koran dan bagian yg bergambar jangan sampai menempel di kertas lainnya karena akan membuat gambar terkelupas.
2. Sebelum menyimpan perangko ke dalam album, pastikan perangko dalam keadaan kering karena perangko yang basah dapat menyebarkan jamur kepada semua perangko anda yg ada dalam satu album.
3. Letakkan album perangko di tempat kering dan terjaga. Jangan di tempat yg lembab!
4. Jika kamu menemukan jamur di dalam lembar halaman album perangkomu segera lap dengan tisu basah dan tunggu hingga kertas mengering. Ambil kapur barus yg sudah digerus halus dengan tisu kering sedikit saja dan oleskan diatas kertas album perangko yg berjamur tadi. Cara ini bisa digunakan untuk mencegah album perangko beserta isinya berjamur ataupun dimakan rayap.
Mengoleksi perangko memang membutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan ketelitian. Sejak masuk SMA saya jadi tidak rajin mengurus perangko-perangko koleksiku lagi, makanya saya sudah tidak ingat lagi dari negara mana saja dan tahun berapa perangko-perangko yg sudah berhasil saya kumpulkan :( Padahal dengan melihat koleksi perangko yang beraneka gambar, warna, dan bentuknya yg lucu juga imut, aku jadi bahagia :) terutama jika perangko tersebut kudapatkan dg perjuangan 45.....phew...benar2 memuaskan!!
Sudah hampir 7 tahun saya tinggalkan hobi ini, tidak fokus lagi dan tidak begitu terfikir lagi. Kalaupun dapat perangko, dikumpulkan saja tetapi tidak begitu antusias seperti dulu lagi. Dunia filateli memang sudah lama saya geluti sejak masih duduk di bangku SD kelas 4. Saya mengumpulkan prangko bekas maupun baru. Perangko-perangko tersebut saya dapatkan dari pemberian temen ortu dan sodara, tukar-menukar dengan teman, koresponden, mengumpulkan amplop surat bekas dari mana saja untuk diambil perangkonya :D atau bahkan berburu di kantor pos pusat untuk mendapatkan prangko keluaran terbaru. Saya hanya memiliki empat album perangko besar.
Selama hunting perangko meninggalkan kenangan yg tak terlupan. Mulai dari "ngemis" (meminta-minta) perangko ke sodara, tetangga, atau teman ortu...sapa ajalah yang kenal dan baik hati memberikan perangko pada saya :D hingga waktu kecil dulu suka diledekin sama tetangga ato sodara yg lagi pergi ke luar kota/luar negeri "oleh-olehnya perangko aja ya?" dan tentu saja kuanggukin dg hati gembira :) Kemudian adik dan teman-temanku ikut-ikutan mengoleksi perangko -saingan sih, tp ga sampe sikut-sikutan, paling cuma rebutan :D- tapi asyiknya adalah saat kita tukar-menukar perangko, kita jadi tambah akrab dan banyak wawasan yg kita dapatkan dari benda mungil tersebut.
Jaman SD dulu saya suka banget koresponden dengan teman-teman yg saya dapatkan alamatnya dari majalah anak-anak. Dari koresponden tersebut kita bisa saling bertukar pengalaman, informasi, cindera mata, dan tentunya PERANGKO!! jadul banget ya? klo skarang kan dah jamannya e-mail ;p Begitu masuk SMP -skrg SLTP- teman korespondensiku meluas, ketika SD hanya dari Indonesia yg cuma beda kota ato propinsi aja, menjadi beda negara dan benua. Dengan berbekal bahasa inggris yg pas-pasan (halah...kaya skarang kaga aj ;p) saya surat menyurat dengan teman-teman yg ada di luar negeri, berawal dari Malaysia, Philipina, Brunei, Australia, Inggris, dll. Kami saling bertukar cerita, perangko, uang logam & kertas, kartu pos, dll. Namun sekarang sudah tidak berlanjut, hubungan kami berhenti begitu saja tanpa kata putus :D
Waktu kelas 6 SD saya gabung IFI (Ikatan Filateli Indonesia) -klo ga salah inget nama organisasinya yaa hehe- di PT Pos Indonesia yang ada di kotaku, Kediri. Saat itu saya menjadi anggota termuda. Makanya setelah 3x pertemuan saya langsung hengkang dan tdk balik lagi. Ga ada temen yg seumuran sih. Awalnya saya mau masuk situ karena dorongan ortu supaya penyaluran hobi lebih terarah. Namun meskipun hanya dari 3x pertemuan tersebut saya banyak menimba ilmu tentang filateli. Salah satunya adalah merawat koleksi perangko, yakni dengan cara:
1. Sebelum menyusun perangko bekas ke dalam album, pastikan bahwa kertas amplop tdk menempel dibelakangnya. Jika masih ada kertas amplopnya maka cara membersikannya adalah direndam dengan air hangat sebentar saja hingga perangko dan kertas amplop terpisah dg sendirinya. Setelah itu letakkan perangko diatas kertas koran dengan bagian bawah yg menempel di kertas koran dan bagian yg bergambar jangan sampai menempel di kertas lainnya karena akan membuat gambar terkelupas.
2. Sebelum menyimpan perangko ke dalam album, pastikan perangko dalam keadaan kering karena perangko yang basah dapat menyebarkan jamur kepada semua perangko anda yg ada dalam satu album.
3. Letakkan album perangko di tempat kering dan terjaga. Jangan di tempat yg lembab!
4. Jika kamu menemukan jamur di dalam lembar halaman album perangkomu segera lap dengan tisu basah dan tunggu hingga kertas mengering. Ambil kapur barus yg sudah digerus halus dengan tisu kering sedikit saja dan oleskan diatas kertas album perangko yg berjamur tadi. Cara ini bisa digunakan untuk mencegah album perangko beserta isinya berjamur ataupun dimakan rayap.
Mengoleksi perangko memang membutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan ketelitian. Sejak masuk SMA saya jadi tidak rajin mengurus perangko-perangko koleksiku lagi, makanya saya sudah tidak ingat lagi dari negara mana saja dan tahun berapa perangko-perangko yg sudah berhasil saya kumpulkan :( Padahal dengan melihat koleksi perangko yang beraneka gambar, warna, dan bentuknya yg lucu juga imut, aku jadi bahagia :) terutama jika perangko tersebut kudapatkan dg perjuangan 45.....phew...benar2 memuaskan!!
0 komentar:
Posting Komentar